Selasa, 29 Januari 2013

SEBUAH KEBEBASAN


Sebuah kebebasan

Seorang ahli pidato
bertanya masalah kebebasan.

Dia mendapat jawaban;
Telah kusaksikan,
di gerbang kota maupun dekat tungku perapian,
dikau bertekuk lutut memuja Sang Kebebasan.

Laksana hamba budak merendahkan diri di depan sang tuan,
si zalim yang disanjung puja,
walaupun dia hendak menikam.

Ya, sampai pun di relung-relung candi,
dan keteduhan pusat kota,
kulihat yang paling bebas pun diantara kalian,
mengendong kebebasannya laksana pikulan,
mengenakannya seperti besi pembelenggu tangan.

Hatiku menitikkan darah dalam dada,
kerana kutahu,

bahawa kau hanya dapat bebas sepenuhnya,
pabila kau dapat menyadari
bahawa keinginan untuk kebebasan pun,
merupakan sebentuk belenggu jiwamu.

Hanya jikalau kau pada akhirnya,
berhenti bicara tentang Kebebasan,
sebagai suatu tujuan dan sebuah hasil perbincangan,
maka kau akan bebas,
bila hari-hari tiada kosong dari beban fikiran,
dan malam-malammu tiada sepi dari kekurangan dan kesedihan.

Bahkan justeru Kebebasanmu berada dalam rangkuman beban hidup ini,
tetapi yang berhasil engkau atasi,
dan jaya kau tegak menjulang tinggi,
sempurna, terlepas segala tali-temali.

Dan bagaimana kau kan bangkit,
mengatasi hari dan malammu,
pabila kau tak mematahkan belenggu ikatan,
yang di pagi pengalamanmu,
telah engkau kaitkan pada ketinggian tengah harimu?

Sesungguhnyalah,
apa yang kau namai Kebebasan,
tak lain dari mata terkuat diantara mata rantai belenggumu,
walau kilaunya gemerlap cemerlang di sinar suria,
serta menyilaukan pandang matamu.

Dan sadarkah engkau,
apa yang akan kau lepaskan itu?
tiada lain adalah cebisan dari dirimu,
jikalau kau hendak mencapai kebebasan yang kau rindu.

Pabila yang akan kau buang itu,
suatu hukum yang tak adil,
akuilah bahwa dia telah kau tulis dengan tanganmu sendiri,
serta kau pahatkan diatas permukaan keningmu.

Mustahil kau akan menghapusnya,
dengan hanya membakar kitab-kitab hukummu,
tak mungkin pula dengan cara membasuh kening para hakimmu,
walau air seluruh lautan kaucurahkan untuk itu.

Pabila seorang zalim yang hendak kau tumbangkan,
usahakanlah dahulu,
agar kursi tahtanya yang kau tegakkan di hatimu,
kau cabut akarnya sebelum itu.

Sebab bagaimanakah seorang zalim,
dapat memerintah orang bebas dan punya harga diri,
jika bukan engkau sendiri membiarkannya,
menodai kebebasan yang kaujunjung tinggi,
mencorengkan arang pada harkat martabat kemanusiaanmu peribadi?

Pabila suatu beban kesusahan yang hendak kautanggalkan,
maka ingatlah bahwa beban itu telah pernah menjadi pilihanmu,
bukannya telah dipaksakan diatas pundakmu.

Bilamana ketakutan yang ingin kau hilangkan,
maka perasaan ngeri itu bersarang di hatimu,
bukannya berada pada dia yang kau takuti.

Sebenarnyalah, segalanya itu bergetar dalam diri,
dalam rangkulan setengah terkatup, yang abadi;
antara;
yang kauinginkan dan yang kau takuti,
yang memuakkan dan yang kausanjung puji,
yang kaukejar-kejar dan yang hendak kau tinggal pergi.

Kesemuanya itu hadir dalam dirimu selalu,
bagaikan Sinar dan Bayangan,
dalam pasangan-pasangan,
yang lestari berpelukan.

Dan pabila sang bayangan menjadi kabur, melenyap hilang,
maka sinar yang tinggal, wujudlah bayangan baru,
bagi sinar yang lain
demikianlah selalu.

Seperti itulah arti Kebebasan,
pabila ia kehilangan pengikatnya yang lama,
maka ia sendirilah menjadi pengikat baru,
bagi Kebebasan yang sentiasa  lebih agung.

by:Kahlil gibran 




HIDUP ADALAH ??


Misteri Hidup (DUNIAKU DISINI)


Hidup adalah sesuatu yang ternyata sulit untuk diprediksi. Ia selalu memiliki misteri yang membuat semua orang harap-harap cemas akan apa yang terjadi berikutnya dalam kehidupan mereka. Misteri itu hanya berujung pada 2 hal saja, kebahagian atau kepahitan. Kebahagiaan melahirkan canda tawa yang menceriakan hidup, sementara kepahitan melahirkan tangis pilu yang menyayat hati.
Sejatinya, semua orang menginginkan kehidupan mereka selalu berbahagia. Ya, kebahagiaan menjadi sesuatu yang diidamkan sehingga apapun sanggup dipertaruhkan untuk meraihnya. Sementara kepahitan adalah sesuatu hal yang ingin selalu dihindari karena menimbulkan rasa sakit dan penderitaan dalam hidup. Pasti tidak akan pernah terbersit dipikiran semua orang untuk menerima yang namanya kepahitan tersebut. Namun, yang namanya hidup, mau tidak mau kita yang bergelar manusia ini harus bersentuhan dengan 2 hal tersebut. Suka atau tidak suka, suatu saat pasti kita akan merasakannya.
Pun begitupula dengan kehidupan yang aku jalani saat ini, dimana aku tidak bisa dilepaskan dengan kedua hal tersebut. Tentu saja aku sebagai manusia yang masih berpikiran waras, memilih untuk berbahagia dan sebisa mungkin menghindari kepahitan. Untuk itulah aku mencoba dengan sekuat tenaga berbuat yang terbaik dalam hidup agar mampu meraih kebahagiaan tersebut. Aku juga berusaha meminimalisir setiap kesalahan sehingga tidak ada peluang bagiku untuk terperosok pada hasil akhir yang berujung kepahitan.
Namun, sebagus atau sehebat apapun usaha yang telah dirancang, selalu saja ada kemungkinan celah kecil yang dapat menghancurkannya. Hal itu menjadi sesuatu yang tak dapat diprediksi dan tak dapat ditolak. Tentu jika berlaku hal tersebut, rancangan awal yang telah dipersiapkan dengan matang menjadi kacau dan berantakan. Pastinya akan terbersit didalam hati perasaan kecewa menerima hasil yang berkebalikan dari harapan. Rasanya sia-sia saja dengan apa yang telah diusahakan selama ini. Dan jika tidak siap menerima kenyataan, kita bisa mengalami depresi. Depresi ini bila terus dibiarkan, maka ia akan menggerogoti kehidupan kita dan pada akhirnya menjelma menjadi sosok monster yang mengerikan.
Sebagai manusia pada umumnya, aku telah menyusun rencana-rencana yang menurutku hebat yang kuyakini dapat menghantarkan aku pada biduk kebahagiaan. Untuk itu, aku telah membuat daftar hal-hal yang harus dilakukan dengan menuliskannya secara detail didalam buku. Semua daftar yang telah ditulis tersebut seakan terorganisir dengan rapi karena disertai pula dengan langkah-langkah cara pencapaiannya. Tidak lupa juga aku kolaborasikan dengan pengalaman hidup yang pernah kudapat serta dengan terus menggali pengetahuan-pengetahuan, baik melalui buku-buku maupun informasi yang bersumber dari internet yang nantinya berdasarkan asumsiku akan sangat membantu merealisasikan keinginanku tersebut.
Tapi pada akhirnya, mau tidak mau aku harus berkompromi juga dengan yang namanya ketetapan Tuhan. Semua hal yang telah aku rencanakan rontok satu demi satu. Dalam artian, apa yang aku harapkan pada kenyataannya malah berkebalikan dan tidak sesuai dengan keinginan hati. Melihat keaadaan itu, rasanya gusar dan ingin melampiaskannya dengan emosi yang tinggi. Tapi aku mencoba meredam perasaan yang tidak baik tersebut dengan terus berpikir positif dan selalu mengingat pepatah lama yang mengatakan bahwa setiap kejadian mengandung hikmah yang tersembunyi.
Sebenarnya, aku bingung dengan tidak tercapainya harapan itu. Ingin rasanya menyerah dan berhenti saja sampai disini. Namun seakan selalu ada suara-suara yang berbisik di hati ini yang mencoba kembali menyemangatiku untuk tetap tegar, untuk tidak menyerah kalah dan untuk tetap melanjutkan hidup sesulit apapun keadaannya. Dan aku memilih untuk menurutinya seraya terus menunggu kebahagiaan itu datang dengan kembali memperbaiki usaha yang telah rontok tersebut sambil berdoa tentunya.
Dan dari semua yang telah terjadi dalam kehidupanku itu, maka aku :
  • Belajar untuk menyikapi segala permasalahan hidup dengan lebih bijaksana.
  • Belajar untuk menerima sesuatu yang pahit dengan tidak melakukan tindakan bodoh.
  • Belajar untuk selalu berpikiran positif dan membuang jauh pikiran negatif takkala badai permasalahan hidup menghantam.
  • Belajar untuk sabar takkala harapan yang diimpikan malah pada kenyataannya berkebalikan.
  • Belajar untuk menerima hidup apa adanya dengan tidak menuntut ini dan itu.
  • Belajar untuk tidak mudah sakit hati kepada mereka yang melalui ucapan dan perbuatannya telah merendahkanmu.
  • Belajar untuk tidak mudah kecewa ketika semua usaha yang telah dilakukan disepelekan dan dianggap tidak berharga.
  • Belajar untuk tetap bersyukur dengan segala anugerah yang telah diberikan meski tidak sesuai dengan keinginan hati.
  • Belajar untuk ikhlas menerima keadaan disekelilingmu yang kau pikir penuh dengan kekurangan-kekurangan dan ketidakidealan.
  • Belajar untuk selalu berbaik sangka kepada Tuhan bahwa pemberian-Nya, meski itu buruk sekalipun adalah yang terbaik bagi hidup kita.
Oleh karena itu, aku harus percaya dan yakin bahwa rancangan Tuhan adalah sebaik-baik rancangan. Rancangan-Nya tidak akan pernah salah. Adapun jalan berduri yang Ia hamparkan dalam kehidupan kita adalah proses untuk mendewasakan. Cepat atau lambat, Ia akan mengganti kepahitan itu dengan kebahagiaan seperti halnya Ia akan menghadirkan pelangi indah setelah hujan badai berlangsung. Hanya masalah waktu saja karena Ia akan menghadirkan kebahagiaan itu pada waktu yang tepat dan pada saat kondisi kita juga telah siap untuk menerimanya. Mudah-mudahan, aku tetap bersabar menunggu datangnya waktu itu. Amin Ya Rabbal Alamin.

Rabu, 23 Januari 2013

Hidup dan Kebebasan


Oh hidupku
Apakah hidupku lebih baik dari pada hidup orang lain?
Apakah hidupku lebih buruk dari orang lain?
Oh apakah aku perlu perduli tentang orang lain?
Kujalani hidupku sepenuh hati, baik dan buruk hanyalah lika liku hidup
Tidak ada yang perlu disesali tidak ada yang perlu di bangga banggakan
Karena aku hidup…
Untuk diriku sendiri hehehehe…
Akukan pergi kemanapun sesukaku
Melakukan apapun sesukaku
Dan mempertanggung jawabkan diriku sendiri
Apakah aku lebih senang dibandingkan orang lain ooohhhhh…
Siapa yang perduli
Selama aku senang menjadi diriku sendiri.
Baik, buruk, jelek, aku menyukai diriku hehehehe….
Aku melakukan beberapa kejahilan.. keburukan…
Beberapa hal memalukan…
Beberapa kebaikan..
Dan beberapa mengelikan..
Oh siapa perduli. .
Selama aku senang menjadi diriku sendiri hehehe…
Oh aku pernah menyakit beberapa hati
Dan tentu saja beberapa hati pernah menyakitku..
Oh siapa perduli
Selama aku bisa tersenyum dan tertawa lepas
Langitlah atapku dan bumilah lantaiku
Aku bebas dari setiap penyesalan diri dan ikatan beban
Aku bebas dan bercahaya seperti pertama kali diciptakan…
Hehehe…
Bukankah itu yang dinamakan hidup???
Kebebasan pikiran dan kegembiraan meski tubuhku terikat pada satu tempat
Karena tidak satupun yang dapat menghentikan nyanyian jiwakuuuuu…..
Aku bebas sepenuhnya
Dan senyumkulah buktinya…
Apakah anda tersenyum?
Jika tidak heheheh
Anda sedang dalam penjara yang bernama diri anda wakakakaka…..
Tersenyumlah dan keluarlah dari penjara dirimu dan semua beban memuakkan lainnya
Tersenyumlah dan gengamlah tanganku agar kita sama sama melangkah dalam dunia yang bernama
Kebebasaan.
Nikmatilah rumput basah dibawah kakimu dan hingga saatnya biarkanlah jiwamu melayang jauh tinggi keatas langit biru yang indah dan berteriaklah penuh kebahagiaan.
Selamat datang di dunia tanpa batas

Selasa, 22 Januari 2013

Biodata

Nama : Satrio Nugroho

Tempat Lahir : Surabaya
Tanggal Lahir : 24 Juli 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Golongan Darah : O
Agama : Islam
Alamat : Jl Jepara VII/15
Pekerjaan : Penyair Facebook/Twitter

Riwayat Pendidikan :
*TK Tunas Jepara Surabaya tahun 1999-2001
*SDN Jepara III Surabaya tahun 2001-20006
*SMPN 7 Surabaya tahun 2006-2010
*SMKN 9 Surabaya, sekarang jadi SMKN 12 Surabaya

-Kelas : XII TeaterNo. Induk : 3306/0158.096
-Sekolah : SMKN 12 Surabayta
-Jurusan : Seni Teater
-Alamat Sekolah : Jl Siwalankerto Permai 1A