Selasa, 27 Agustus 2013

ADA HARI....


-Ada hari dimana cintamu terabaikan, ada hari dimana cintamu bertepuk sebelah -tangan.
-Ada hari dimana seseorang memberimu harapan, tetapi ternyata bukan kau yang dia harapkan.
-Ada hari dimana seseorang yang berjanji untuk tetap bersama denganmu, ternyata pergi meninggalkanmu.
-Ada hari dimana seseorang yang memaksamu berjuang, akhirnya memintamu menyerah.
-Ada hari dimana sepertinya kau tak ditakdirkan hidup bahagia bersama seseorang yang kau cintai.
-Ada hari di saat kau begitu yakin dia cinta terakhirmu, tetapi ternyata dia harus menjadi bagian dari masalalumu.
-Ada hari kamu duduk berdua dengan seorang yang kau cinta atau dia bersandar mesra, sebagai teman.
-Ada hari dimana seseorang yang membuatmu mengerang kenikmatan,  mengenangmu sebagai yang layak dilewatkan. #17+
-Ada hari kau begitu mencintai seseorang, begitu takut kehilangannya, tetapi Tuhan menuliskanmu bahagia tanpanya.
-Ada hari dimana engkau telah berusaha menjaga dan memperjuangkan cinta, tetapi yang kau dapat hanyalah duka cita.
-Ada hari dimana yang meramaikanmu, hanya lagu yang kau putar sendiri. Yang menghangatkanmu, hanya kopi yang kau buat sendiri.
-Ada hari dimana apa yang kau inginkan kalah telak dengan apa yang kau takutkan.
-Ada hari dimana kau mengingat dengan cara mengenang, bukan lagi dengan merindu dan mendoakan
-Ada hari, segala yang menurutmu baik, segala yang menurutmu benar dibenarkan oleh Tuhan.
-Ada hari dimana kupu - kupu di dadamu pergi, lalu kunang - kunang memusingkan kepala, seolah berkata; "kenang, kenang!".
-Ada hari, sepertinya seseorang sedang berlari mendekatimu, tetapi ternyata menuju seseorang yang berada dibelakangmu.
-Ada hari dimana kita dibuat mengerti bahwa yang mencintai dan dicintai tak selalu orang yang sama.
-Ada hari dimana seseorang yang melarangmu menangis, justru memberi alasan atau membuatmu menangis.
-Ada hari dimana kebahagiaanmu tak sesuai dengan apa yang kau pesan pada Tuhan dalam doa - doamu.
-Ada hari dimana cintamu seperti batang yang tak bisa membuat bunting, tak bisa menetaskan bahagia, hanya bisa meneteskan luka.
-Ada hari dimana kau memilih hidup masing - masing dengan seorang yang kau cinta, dan merasa asing di hidupmu sendiri.
-Ada hari, pada sebuah hujan, ia yg kau cinta terus berjalan dibawah payungnya, dan diseberang jalan, ia melihatmu sebagai orang asing.
-Ada hari dimana kau dihadapkan pada apa yang selama ini kau punggungi, lalu kau kalah, dan pura - pura baik - baik saja
-Ada hari dimana hatimu hanya dijadikan pentas, tempat seseorang menari menginjakmu, lalu pergi saat ia merasa puas.
-Ada hari dimana hatimu hanya dijadikan lapangan, tempat seseorang berlari, lalu pulang saat dia mulai tenang dan kembali senang.
-Ada hari dimana doa - doa seperti kutukan, angan - angan seperti api unggun yang membakar, bukan menghangatkan.
-Ada hari dimana kita menjatuhkan hati ke seorang yang tepat, tetapi diwaktu yang salah.
-Ada hari dimana kita diharuskan berhenti pada apa yang disebut mengagumi.
Ada hari dimana kita begitu mencintai seseorang yang hanya ditakdirkan menjadi -teman.
Namun percayalah, juga ada hari dimana kau akan hidup bahagia menghabiskan masa tua, dengan seseorang yang sangat kau cinta.

Kamis, 04 Juli 2013

Aku Belajar

Aku belajar, bahwa aku tidak dapat memaksa orang lain mencintai aku. Aku hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang aku cintai.

Aku belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tehun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menhancurkannya.

Aku belajar, bahwa sahabat terbaik bersamaku dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik.

Aku belajar, bahwa orang yang aku kira adalah orang yang jahat justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidupku kembali serta orang yang begitu perhatian padaku.

Aku belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa tumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa di antaranya melahirkan cinta sejati.

Aku belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang aku inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintaiku.

Aku belajar, bahwa aku harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain, kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus-menerus.

Aku belajar, bahwa lingkungan dapat memengaruhi pribadiku, tapi aku harus bertanggung jawab untuk apa yang telah aku lakukan.

Aku belajar, bahwa dua menusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang bebeda.

Aku belajar, bahwa tidaklah penting apa yang aku miliki, tapi yang penting adalah siapa aku ini sebenarnya.

Aku belajar, bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali aku ingin sakit hati.

Aku belajar, bahwa aku harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atau sikap dan emosi itu yang menguasai diriku.

Aku belajar, bahwa aku punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti aku harus benci dan berlaku bengis.

Aku belajar, bahwa orang-orang yang aku kasihi justru sering diambil segera dari kehidupanku.

Aku juga belajar dari setiap kegagalan dan penglaman-pengalaman untuk menjadi lebih baik lagi.

Aku belajar bahwa cinta sejati hanya dari Sang Pencipta, maka tidak ada alasan di dunia ini untuk membuat saya bersedih apa lagi meratapinya. Karena Dia tidak pernah mengurangi sedikitpun cinta-NYA kepada setiap makhluknya & takkan pernah meninggalkan orang-orang yang mencintainya-NYA.

Aku belajar dengan apa yang telah Engkau berikan, baik itu kelebihan dan kekurangan pada diriku. Aku akan belajar dari kekurangan orang lain.

Aku belajar, bersabar untuk menerima kenyataan, dan bersyukur atas segala nikmat yg Allah swt telah berikan. Berbahagia melihat orang yang aku cintai bahagia walau harus ada tangis dalam hatiku.

Dan...
Aku belajar, bahwa untuk mengapai impian dibutuhkan pengorbanan & kesabaran yg ekstra.

Jumat, 21 Juni 2013

??????????


Dari hati yang paling dalam
Kudendangkan...sebuah
lagu temani sepi
Sejenak iringi nurani

Ada jarak diantara kita
Selimuti sekian waktu
t'lah tersita
Ingin kuhilang jarak
terbentang....semoga

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat-erat
Jangan buang pelukku
yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Buat apa kau diam saja
Bicaralah agar aku
semakin tau
Warna dirimu duhai permata

Kau mimpiku...
aku tak bohong
Seperti yang kau kira
Seperti yang s'lalu kau duga
Pintaku kau percayalah
usah ragu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat-erat
Jangan campakkan pelukku
yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat-erat
Jangan hancurkan pelukku
yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang haus
Jangan tutup dirimu

Datanglah kau kekasih
Dekap aku erat-erat
Jangan lemparkan pelukku
yang tulus

Biarkan hujan turun
Basahi jiwa yang kering
Jangan tutup dirimu

Dari Pintu ke Pintu


Saat itu aku melangkah sendiri, tidak untuk mencari sesuatu
Hanya sebuah canda gurau dari orang yang tidak pernah kukenal
Dulu aku sudah bergumul Dengan seribu kata dan cerita
Lalu? … Ya Berlalu begitu Saja, hanya ungkapan tanpa makna
Berlalu begitu saja dan hilang entah kemana.
Ruang itu tidak terawat, Terbengkalai begitu saja
Ruang itu kosong Tanpa Penghuni….
Entah kenapa…
kulalui kembali ruang dari pintu ke pintu
Pintu pertama kulalui dan terukir hanya kata disana
memacu seluruh jiwa untuk berkarya kembali
selalu membuatku tersenyum dengan kata-kata yang mengalir
Tidak usah terlalu formal, hanya mengalir seperti air
Tak usah lah merangkai kata yang indah untuk mencari jiwa
mengalir sajalah seperti air, dan itu lebih indah bagi jiwa
PIntu kedua membawaku dalam buaian inspirasi
Sebuah padeblogan, yang unik dan Penuh dengan Warna
Hingga Jiwaku bersemayam disana, dengan seribu semangat dan inspirasi.
Luar Biasa, Ruang penuh persahabatan
Sesuatu yang Bening dan Indah menarikku keruang itu
Ruang Sambut menyambut yang saling berpaut
Ruang tanpa batas, Bening dan indah……
Ruang itu berirama nada indah dengan Lagu berjudul nakjadimande
ah.. Entahlah, saya juga tidak tau itu ruang apa
yang pasti indah bagi saya
Tangan ini meraih Pintu Indah seorang Bunda
Yang Membuang Segala kekhawatiran Jiwa
Bunda Don’t Worry, Mengingatkan saya kepada Bunda
Bunda yang dulu membuat saya tak pernah Takut
Meski telah jauh dari dunia saya, tetapi dia masih selalu hadir dalam mimpi
Hari itu, dalam kebingungan aku kehilangan Ruang Inspirasiku
Apa yang salah, dan jiwa kehilangan satu nafas semangat
langkahku berputar dari satu pintu ke pintu lain
tapi tidak menemukan jawaban
tapi seorang Komandan di sebuah BlogCamp Membuatku tersenyum
Sebagian jiwaku akhirnya terukir di ruang itu
Tak ingin berhenti atau pergi sejenak pun
Langkahku berhenti pada sebuah sepeda Othel
Membawa jiwa persahabatan, Ruang Itu turut menebar warna indah
Pelangi jiwa bersemi……
Saat jiwa bersemayam di BlogCamp yang penuh Aroma
Kaki ini berlari, menari dan Berputar
Jiwa ini tertawa Berlomba dalam balapan dengan Langkah kaki Metrolisa
Mungkin dia menembus ruang monalisa
Dari Pintu kepintu aku melangkah
Tidak tahu kemana akan pergi, tapi pintu itu selalu berbicara
Membawa langkahku seperti Air
mengalir begitu saja…
Tangan Ini menyentuh mereka, membawa semangat
Jari jemari menari dan teruslah mengalir seperti Air
Seluruh Jiwa jemari, hati dan pikiran diam rumah mereka
dari pintu kepintu aku melangkah
Pintu itu tak pernah tau, mereka membawa makna
Tapi……..
Seluruh jiwa ini terbang dalam inspirasi mereka
melalui hari dalam senyum dan Semangat

Senin, 15 April 2013

Nur Puji Lestari

Nur Puji Lestari.
Sebuah nama yang indah,
sebuah nama yang dapat menggugah hati.
Sosokmu yang kini hadir,
membuat langkahku perlahan semakin terang.
Mungkin itu hanya impian
tapi mungkin juga nyata.
Mungkin cuma halusinasiku semata
tapi mungkin itu juga realita.

Nur Puji Lestari.
Parasmu begitu menawan
pesonamu penuh kharisma,
hatimu seputih salju,
jiwamu sebening embun pagi.
Senyummu begitu menawan
tutur katamu terdengar merdu
bagai setetes embun penyejuk kalbu.

Nur Puji Lestari.
Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Mengguratkan sejuta warna
yang bisa membuatmu indah

Dapatkah aku melukis cinta untukmu?
Seperti notasi mimpi kupu-kupu bersayap biru,
terbang bersama menuju negeri pelangi

Dapatkah aku melukis cinta untukmu?

Kepada Binar

Binar,
gadis kecil bermata indah,
gadis kecil yang bening,
gadis kecil yang tak pernah sedikitpun mengeluh dan gundah
melainkan menjalani garisnya dengan tabah.
Hatinya tak pernah menangis,
dan tak pernah menampakkan wajah kesedihannya,
karena baginya itu tak penting.
Hingga dunia tak berani memberi sengatan.

Binar,
di matamu, ada semesta
di senyummu, terbentang samudra.
Kau peri kecil dengan semangat bambu runcing.

Kau menjelma bagai ombak di samudra
untuk mengarungi samudra hidup.

Binar,

kini kau telah pergi,
tak ada lagi kalimat-kalimat indahmu yang menggugah hati.
Tak ada lagi celoteh-celoteh riangmu saat menjajakan donat.
Kau bagaikan malaikat kecil di atas langit,
kepakkan sayapmu
terbanglah bebas manuju semestamu....


Binar,
Aku hormat padamu.


(11/11/2012)
Satrio Nugroho

Sabtu, 02 Februari 2013

GANAPATI, SANG JURU TULIS

ganesha, juru tulis kitab Mahabharata.
Ganesha / Ganapati
Begawan Wiyasa, pengarang kitab Weda yang masyur itu, adalah anak resi Parasana. Wiyasalah yang memberikan epos besar Mahabharata pada dunia.
Setelah merumuskan Mahabharata, Begawan Wiyasa memikirkan cara untuk menyampaikan kisah suci ini pada dunia. Ia berdoa kepada Dewa Brahma, Dewa pencipta. Dewa Brahma segera muncul di hadapannya. Ia memberikan salam hormat dengan menundukkan kepala, menyembah, dan mengajukan permohonan :
“Dewa, saya telah menyelesaikan sebuah karya yang sangat baik, tapi tidak dapat menemukan orang yang dapat menuliskannya sementara saya mendiktekan cerita ini.”
Dewa Brahma memuji Wiyasa dan berkata ; “Resi Wiyasa, undang dan mintalah Ganapati untuk membantumu menuliskan cerita ini.” Setelah itu, dewa Brahma menghilang. Wiyasa bersemadi mengundang Ganapati, yang segera muncul di hadapannya. Wiyasa menyambutnya dengan hormat dan meminta bantuan Ganapati.
“Wahai Ganapati, saya akan mendiktekan kisah Mahabharata dan saya mohon Anda berkenan menuliskannya.”
Ganapati menjawab : “Baiklah, aku akan melakukan apa yang kau minta. Tapi, dengan satu syarat, yakni, penakau tidak boleh berhenti saat aku sedang menuliskannya. Sehingga, kau harus mendikte tanpa jeda atau keraguan. Aku hanya dapat menulis dengan syarat ini.”
Wiyasa setuju, namun ia juga mengajukan syarat balasan : “Baiklah, tapi Anda harus memahami dulu makna apa yang saya diktekan sebelum menuliskannya.”
Ganapati tersenyum dan menyetujui syarat itu.
Kemudian sang resi pun mulai mendaraskan kisah Mahabharata. Sekali dua kali ia menyusun beberapa bait kompleks yang memaksa Ganapati berhenti sejenak untuk memahami maknanya dan wiyasa menggunakan kesempatan itu untuk menyusun bait-bait di benaknya. Begitulah Ganapati menuliskan kisah Mahabharata dengan didikte Wiyasa.
Dan itulah yang terjadi sebelum ada percetakan. Ingatan orang yang telah mempelajari suatu kisah menjadi satu-satunya “ Tempat penyimpanan”. Wiyasa mengajarkan kisah itu pertama kali kepada Resi Suka, putranya. Kemudian , ia menguraikan pada murid yang lain. Jika tidak demikian, mungkin kisah itu tidak mungkin akan sampai ke generasi di masa depan.
Tradisi mengatakan, narada mengisahkan kisah ini kepada para dewa, sementara Resi Suka mengajarkannya kepada gandarwa, raksasa, dan yaksa. Orang tahu bahwa Waisampayana yang saleh dan terpelajar, salah satu murid utama Wiyasa, mengisahkan epos ini untuk kebaikan umat manusia. Janamejaya, putra maharaja Parikesit, melakukan upacara pengorbanan besar sementara Waisampayana mengisahkan Mahabharata atas permintaannya. Kemudian, seperti yang di katakannya Waisampayana, kisah ini di daraskan di hutan Naimisa di hadapan para resi yang dipimpin oleh Resi Saunaka.
Suta memberikan salam pada resi itu, “Aku beruntung mendapatkan kesempatan mendengarkan kisah Mahabharata yang disusun Wiyasa untuk mengajarkan dharma dan tujuan-tujuan hidup yang lain kepada umat manusia. Aku ingin mengajarkan kisah ini kepada kalian. ” Mendengar perkataan itu, para petapa itu segera berkumpul mengelilingi Suta.
Suta Melanjutkan : “Aku mendengar kisah Mahabharata dan cerita-cerita episode yang ada didalamnya dari Waisampayana ketika Raja Janamejaya melakukan upacara pengorbanan. Setelah itu, aku melakukan peziarahan yang ke berbagai tempat Suci. Aku Juga mengunjungi medan perang tempat terjadinya perang besar itu. Sekarang, aku ke sini untuk menemui kalian semua” Kemudian , ia menceritakan keseluruhan kisah Mahabharata di depan sejumlah besar petapa itu.
Setelah kematian Maharaja Sentanu,Chitrangada menjadi raja Hastinapura. Kemudian ia di gantikan oleh Wicitrawirya. Wicitrawirya mempunyai dua anak – Destarata dan pandu. Karena putra tertua dari bersaudara itu terlahir buta, Pandu, putra kedua, naik tahta. Ketika berkuasa, Pandu melakukan suatu dosa dan harus mengasingkan diri ke hutan bersama dua istrinya. Ia menjalani hukuman selama bertahun-tahun.
Dalam masa pengasingan itu, kedua istri pandu, Dewi Kunti dan Dewi Madri, melahirkan lima putra, yang kemudian di kenal sebagai lima Pandawa. Dalam pengasingan itu, Pandu mati. Selama awal idup mereka, kelima Pandawa dibesarkan para resi.
Ketika Yudhistira, putra Tertua, berusia enam belas tahun, para resi membawa mereka kembali ke Hastinapura dan mempercayakan mereka kepada kakek mereka Bhisma.
Dalam waktu singkat kelima Pandawa dapat menguasai Kitab Weda, Wedanta, dan berbagai seni yang perlu di kuasai Kesatria. Para Kurawa, putra-putra Destarata yang buta, menjadi iri hati dan berusaha mencederai mereka dengan berbagai cara.
Akhirnya, Bhisma, sesepuh  keluarga, campur tangan untuk mendamaikan kedua belah pihak. Dengan perjanjian itu, pandawa dan Kurawa mulai memisahkan pemerintahan. Pandawa memerintah Indraprasta dan Kurawa memerintah Hastinapura.
Beberapa lama kemudian, terjadilah permainan dadu antara Kurawa dan Pandawa sesuai tradisi kehormatan kesatria. Sengkuni, yang bermain atas nama Kurawa, mengalahkan Yudhistira. Akibatnya, Pandawa harus mengasingkan diri selama tiga belas tahun. Mereka meninggalkan kerajaan dan pergi ke hutan bersama dengan istri mereka yang setia, Drupadi.
Menurut perjanjian dalam permainan dadu itu, Pandawa harus menghabiskan dua belas tahun di hutan dan pada tahun ke tiga belas mereka harus mengembara tanpa di kenal orang. Ketika mereka kembali dan meminta Duryudana mengembalikan Kerajaan mereka, Duryudana menolak. Akibatnya, terjadilah perang. Pandawa mengalahkan Duryudana dan mendapatkan kembali kerajaan warisan keluarga mereka.
Kelima pandawa memerintah kerajaan selama tiga puluh tujuh tahun. Setelah itu, mereka menyerahkan singgasana pada cucu mereka, Parikesit. Kemudian, mereka mengundurkan diri kehutan bersama Drupadi. Mereka semua meninggalkan pakaian kebesaran dan hanya mengenakan pakaian dari kulit kayu.
Demikianlah ringkasan kisah Mahabharata. Dalam epos kuno yang Luar biasa dari tanah India ini, kita dapat menemukan kisah-kisah yang ilustratif dan ajaran-ajaran luhur, disamping kisah perjalanan hidup kelima Pandawa. Kita dapat mengatakan bahwa Mahabharata merupakan samudra luas dan dalam yang berisi permata dan mutiara berharga yang tidak terhitung jumlahnya. Bersama dengan Ramayana, Mahabharata merupakan sumber etika dan kebudayaan India yang tidak ada habis-habisnya.